Erasmus+ Mobility Program

Buat kamu yang ingin melanjutkan studi dan hobi jalan-jalan, mungkin Eropa adalah pilihan yang tepat untuk kamu!

Kuliah di Benua Biru ini menawarkan begitu banyak keuntungan. Selain bisa mengunjungi banyak negara Eropa sekaligus hanya dengan satu visa schengen, biaya kuliah di sebagian besar universitas di Eropa juga terkenal lebih murah jika dibandingkan dengan Amerika, Kanada, dan Australia. Selain itu, ada begitu banyak peluang untuk mendaftar beasiswa yang bisa kamu coba, salah satunya adalah Program Erasmus+ Mobility.

Sudah dengar tentang program yang satu ini? Yuk kita bahas lebih lanjut!

Ada baiknya kita mulai dari sejarah terbentuknya program ini.

“You have to know the past to understand the present.”  
– Carl Sagan

Kata Erasmus sendiri merupakan akronim dari European Region Action Scheme for the Mobility of University Student yang artinya Skema Aksi Kawasan Eropa untuk Mobilitas Mahasiswa Universitas. Jika kita sederhanakan, Erasmus adalah program pertukaran mahasiswa di Eropa.

Program ini bermula dari sebuah gagasan untuk mempromosikan pertukaran budaya, sosial, dan akademik antarmahasiswa Eropa dari seorang konsultan ilmiah sekaligus pengajar dari Italia yaitu Sofia Corradi. Perempuan yang dijuluki dengan “Mamma Erasmus” ini pertama kali mencetuskan ide tersebut pada tahun 1969.

Sumber: ETN Magazine

Inisiatif baik tersebut kemudian dilanjutkan oleh AEGEE (Association des États Généraux des Étudiants de l’Europe) atau Forum Mahasiswa Eropa dengan meyakinkan presiden Perancis pada masa itu (François Mitterrand) untuk mendukung pembentukan Program Erasmus.

Sumber: Digital History Encyclopedia of Europe

Hasilnya, pada tahun 1987, program Erasmus resmi terbentuk.

Program ini hanya berfokus pada student mobility dimana penerima manfaatnya hanya mahasiswa perguruan tinggi saja. Oleh karena itu, 27 tahun setelah program Erasmus didirikan, tepatnya pada tahun 2014, program ini lebih dikembangkan lagi dan berubah nama menjadi Erasmus+ (Erasmus Plus). Erasmus+ memberikan mobility opportunities tidak hanya bagi mahasiswa namun juga untuk pengajar, staff, trainees, dan volunteers.

Program ini telah mempromosikan mobilitas lebih dari 3.3 juta mahasiswa di Eropa. Mereka tersebar di lebih dari 5.000 institusi pendidikan tinggi di 38 negara. Negara paling populer sebagai tujuan Erasmus bagi mahasiswa adalah Spanyol. Mengutip data dari getbybus.com per 2019, berikut adalah top ten countries tujuan Erasmus.

Catatan: angka menunjukkan jumlah mahasiswa

Sayangnya, Inggris dan Swiss tidak tergabung dalam program ini dikarenakan Swiss telah diskors sebagai peserta program Erasmus sejak 2015, menyusul pemungutan suara populer untuk membatasi imigrasi warga negara Uni Eropa ke Swiss. Lain halnya dengan Swiss, pemerintah Inggris memang memilih untuk tidak mengambil bagian dalam program Erasmus+ sejak tahun 2021.

Bagian menarik dari program ini adalah mahasiswa tidak membayar biaya kuliah tambahan ke universitas yang mereka kunjungi. Mereka juga diberikan dana hibah untuk membantu menutupi biaya tambahan selama tinggal di luar negeri yang jumlahnya disesuaikan dengan biaya hidup negara tujuan. Bahkan mahasiswa penyandang disabilitas dapat mengajukan hibah tambahan untuk menutupi pengeluaran luar biasa.

Mahasiswa yang mengikuti Program Erasmus+ harus belajar minimal tiga bulan atau melakukan magang untuk jangka waktu minimal 2 bulan hingga satu tahun akademik di negara Eropa lainnya. Tentu hal ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi mahasiswa Eropa untuk menambah pengalaman baik itu dalam bidang akademik, budaya, bahasa, dunia kerja, dan lainnya.

Untuk mahasiswa Indonesia yang sekarang kuliah di Polandia, berikut adalah beberapa negara tujuan Erasmus dan keseruan mereka selama di sana.

JERMAN

PRANCIS

PORTUGAL

ITALIA

LITHUANIA

Dan berikut adalah foto-foto mahasiswa Indonesia di Polandia saat bersama mahasiswa Erasmus dari berbagai negara.

Itu dia sekilas tentang Program Erasmus+. Jika teman-teman tertarik untuk tahu lebih detail tentang programnya, dapat mengunjungi situs resmi Erasmus+ di https://erasmus-plus.ec.europa.eu/.

Tentang Penulis

Sari Kirana Restapa adalah awardee Beasiswa NTB yang saat ini sedang menempuh pendidikan S2 jurusan Manajemen, spesialisasi Administrasi Bisnis di Nicolaus Copernicus University, Polandia. Perempuan yang akrab disapa Ira ini sedang menggemari hobi baru yaitu journaling yang rutin dilakukan setiap hari sebagai salah satu sarana untuk lebih mengenal diri sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.