Makanan Halal

Tips Memilih Makanan Halal

(Ditulis oleh Eva Siti Nur Azizah, Poznań, Poland)

Makanan merupakan kebutuhan primer setiap manusia di muka bumi tanpa terkecuali. Dalam ajaran agama Islam khususnya, perkara makanan bukan sekedar pemuas lidah saja, aturan dalam memilih makanan disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an :

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ حَلَٰلٗا طَيِّبٗا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٌ

“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”

-Surat Al-Baqarah, Ayah 168-

            Jadi, bagi kita sebagai seorang muslim, mengonsumsi makanan halal adalah kewajiban yang tidak ada gantinya. Sejalan dengan kewajiban untuk mengonsumsi makanan halal, maka kita pun diwajibkan untuk menghindari makanan yang haram. Konsep dasar dari makanan halal adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah halal kecuali secara spesifik disebutkan keharamannya. Sederhananya, jika tidak ada larangan maka ia menjadi halal. Lantas, untuk apa kita memakan makanan yang haram jika yang halal lebih banyak tersedia.

Menjaga diri dari makanan yang haram akan memberikan ketenangan dalam hidup karena hal tersebut merupakan perintah yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk kita, selain itu makanan halal pun akan menjaga diri kita dari api neraka. Sebaliknya, memakan makanan haram akan mengeraskan hati dan membuat kita sulit khusyuk dalam beribadah, bahkan menjatuhkan diri kita kedalam api neraka, na’udzubillaah. Sayangnya, bagi muslim yang tinggal di negeri Barat yang mana populasi muslimnya sedikit, mencari makanan Halal menjadi PR tersendiri. Sehingga, kita mungkin tidak menyadari bahwa makanan yang kita konsumsi terdapat zat non-halal yang menjadikan makanan tersebut haram. Meskipun pada dasarnya secara natural banyak makanan halal daripada yang haram. Namun, proses pencampuran bahan haram ke dalam makanan halal, akan menjadikan makanan tersebut menjadi tidak halal.

Sebagaimana masyarakat umum, kita tidak akan berpikir bahwa es krim, coklat, donat, biskuit, permen, dan lain-lain, bisa saja tidak halal. Jika kita membaca komposisi yang tertulis pada kemasannya, kita pun tidak akan menyadari bahwa ada kemungkinan makanan tersebut haram, karena tidak tertulis bahwa ada komposisi dari makanan tersebut yang berasal dari hewan. Berikut adalah beberapa contoh bahan pangan yang diragukan kehalalannya :

  1. Fatty acid (E47X) dan turunannya atau dalam bahasa Polandia tertulis kwasów tłuszczowych. Asam lemak ini memiliki dua sumber, bisa tumbuhan ataupun hewan. Jika hewan maka apakah hewan tersebut hewan yang halal dimakan, jika ia hewan yang halal dimakan, apakah penyembelihan hewan tersebut memenuhi syari’at islam. Sehingga produk pangan yang mengandung bahan ini sebaiknya dihindari karena kehalalannya diragukan. Jenis asam lemak ini terutama e471, e472 atau mono i diglyceride kwasów tłuszczowych biasanya banyak terdapat pada kue maupun es krim, dan sejenisnya.
  2. Pewarna alami (Beta karoten, curcumin) meskipun bahan ini adalah pewarna alami dari tumbuhan berwarna namun pewarna ini tidak larut dalam air, sehingga dibutuhkan emulsifier untuk melarutkannya. Salah satu jenis emulsifier adalah gelatin, yang bisa jadi gelatin tersebut berasal dari hewan.
  3. Glycerol/ glycerin, pemanis ini dibuat dengan sintesis glyceride dimana sumbernya bisa berasal dari hewan maupun tumbuhan, jadi kita sebaiknya menghindari makanan yang mengandung bahan ini.
  4. Gelatin/żelatyna, merupakan bahan tambahan pangan yang berasal dari hewan. Untuk kehati-hatian karena kita tidak tahu apakah asalnya dari hewan darat atau laut, maka makanan yang mengandung gelatin sebaiknya dihindari.

Meskipun di negeri minoritas mencari makanan halal cukup sulit, namun bukan berarti tidak ada. Dengan kita berusaha untuk menjaga diri kita dari makanan yang diharamkan, semoga Allah meringankan diri kita untuk beribadah dan menjauhkan diri kita dari api neraka. Berikut cara atau tips mencari makanan halal di negeri minoritas, khususnya di Polandia :

  1. Mengonsumsi makanan yang sudah jelas status kehalalannya

Contoh makanan dengan status halal yang jelas adalah sayuran, buah-buahan, telur, susu, dan seafood. Dengan memilih makanan tersebut maka kita tidak perlu khawatir lagi dengan status kehalalannya. Namun yang perlu diingat, makanan tersebut harus yang segar dimana tidak ada penambahan apapun.

  • Membeli daging bersertifikasi halal

Di Polandia alhamdulillaah ada beberapa lembaga sertifikasi halal yang memberikan lampu hijau kepada kita bahwa daging dari pabrik tertentu halal untuk dimakan. Sayangnya, daging-daging ini meskipun telah tersertifikasi halal, tetap tidak diberi label halal pada kemasannya. Oleh karena itu kita harus mengetahui nama perusahaan dan alamat dari pabrik yang telah tersertifikasi halal tersebut. Untuk mengetahui nama produsen, kita bisa melihat label yang biasanya terletak di bawah kemasan tersebut. Jika kita sudah mengetahui nama produsen dari suatu produk, kita bisa cek di website perusahaan tersebut pada bagian certyfikaty ataupun jakośći. Beberapa perusahaan biasanya mencantumkan sertifikat halal pada websitenya. Mohon maaf Penulis tidak dapat memberikan informasi nama dan alamat perusahaan dalam tulisan ini karena dikhawatirkan, ketika suatu saat tulisan ini dibaca sertifikat halal produk tersebut sudah tidak berlaku lagi. Cara lain untuk mengetahui daging yang halal bisa dengan menghubungi lembaga sertifikasi halal yang ada di Polandia.

  • Cek Komposisi suatu Produk

Jika kita belum familiar dengan suatu bahan yang ada pada komposisi makanan, penulis merekomendasikan aplikasi Halal Check yang bisa diunduh baik di playstore maupun Appstore. Pada apps ini, kita bisa mengecek status bahan pangan baik dengan e code maupun dengan nama asli bahan tersebut. Jika kita di Polandia, kita perlu menerjemahkan suatu bahan ke dalam bahasa inggris, kemudian kita bisa input nama bahan pangan tersebut pada aplikasi halal check ini. Dengan demikian kita bisa melakukan verifikasi kehalalan pada suatu produk.

Secara sederhana, untuk memeriksa kehalalan suatu produk yang akan kita makan dapat dilihat pada skema dibawah ini :

Memilih makanan yang halal di negeri minoritas bukan suatu hal yang mudah, namun semoga ikhtiar yang ditempuh dalam mencari makanan halal, Allah Ta’ala hitung sebagai amal kebaikan yang diterima. Selain itu,  memilih makanan yang halal kita jadikan sebagai bentuk penghambaan kita kepada Allah Ta’ala (ta’at akan perintahNya) dan sebagai ikhtiar menjaga amanah yang sudah diberikan (anggota tubuh) yang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat.

Sekian yang dapat penulis sampaikan mohon maaf jika masih banyak kekurangannya, semoga Allah Ta’ala mengampuni kita semua. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Tentang Penulis:

Eva Siti Nur Azizah adalah salah satu diaspora Indonesia yang saat ini berdomisili di Poznań, Polandia. Eva lahir di Garut 09 Januari 1996, aktivitas Eva saat ini adalah seorang Ibu Rumah Tangga penuh waktu yang menyambi belajar dan mengajar Al-Qur’an. Saat ini Eva tergabung di 8 lembaga pembelajaran dan pengajaran Al-Qur’an baik yang di Indonesia maupun di Timur Tengah.

Tentang Penulis: