Hari Maritim Nasional: Penelitian Kelautan di Lombok oleh Nisa Ayunda

Memperingati Hari Maritim Nasional yang jatuh pada tanggal 21 Agustus, PPI Polandia membahas penelitian mengenai kelautan yang dilakukan oleh pelajar Indonesia di Polandia. Seperti yang kita ketahui, 2/3 wilayah Indonesia merupakan laut sehingga perlu adanya penelitian guna memanfaatkan sumber daya yang ada secara positif.

Nisa Ayunda, merupakan salah satu penerima beasiswa Ignacy Łukasiewicz program doktoral jurusan kelautan di Polandia. Mahasiswi yang akrab dipanggil Mbak Nisa ini memiliki jadwal yang padat, diantaranya adalah menghadiri acara Youth International Sopot Conference pada tahun 2016 dan 2017, diskusi mengenai kelautan bersama Radio Republik Indonesia, melakukan publikasi jurnal internasional, serta aktif di penelitian bidang kelautan.

Di sela-sela kesibukannya berkuliah di University of Gdansk sebagai calon doktoral Marine Biology and Ecology, Mbak Nisa mempublikasikan sebuah penelitian yang pernah dilakukannya di Indonesia. Penelitian yang dipublish di jurnal ini berjudul Evaluasi Awik-Awik Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Pantai Lombok Timur. Berikut ini adalah abstrak dari jurnal Mbak Nisa.

Fisheries as a common-pool resources (CPR) has characteristic low exclusion and high substractability. It could be interpreted by as a fisherman catch one ton of fish, so this fish is not available for the others (high substractability), and a fisherman is difficult to ban the others to enter the same fishing ground (low exclusion). So, the fisheries utilization is tendency to be open access, and it impacted the declining of the fish production every year. Many policies are developed to govern the fisheries utilization for benefit ecologically and economically, such as developing the local institutional to govern the coastal fisheries utilization. The purpose of this research is to evaluate Awik-awik in East Lombok, as the local institutional to govern their coastal fisheries utilization. This research analyzed actors and rule in use in Awik-awik. The results performed Awik-awik, as the local institutional was still inefficient to govern the coastal resources utilization in East Lombok. The low knowledge ofcoastal resources and Awik-awik from the local fishermen; the low assisting from the national and local government, education institutions, and research institutions; and the powerless of rules in used in Awik-awik triggered the inefficiency of performance Awik-awik in governing the coastal fisheries utilization in East Lombok.

Sumber daya perikanan sebagai sumber daya alam yang memiliki sifat common-pool resources (CPR), yakni suatu pihak sangat sulit mencegah pihak lain untuk tidak masuk ke suatu wilayah perairan (low exclusion) dan adanya persaingan yang tinggi dalam memanfaatkan sumber daya alam yang sama (high substractability). Beberapa model pengelolaan dikembangkan salah satunya melalui penguatan kelembagaan lokal seperti awik-awik di Kabupaten Lombok Timur.

Dalam penelitiannya, Mbak Nisa melakukan analisis aktor dan analisis peraturan yang sudah disepakati. Dari situ, hasil analisis menunjukkan bahwa awik-awik pengelolaan sumber daya perikanan pantai di Lombok Timur belum berjalan dengan efektif dan ditandai dengan masih kurangnya pemahaman akan kondisi sumber daya perikanan dan awik-awik. Selain itu, peran serta dalam melaksanakan tugas dan kewenangan dari aktor yang terlibat dalam awik-awik masih kurang serta peraturan yang disepakati untuk mengelola sumber daya perikanan juga masih lemah.

Jurnal selengkapnya dapat diunduh pada link berikut.

Leave a Reply

Your email address will not be published.