KRAKÓW : Kota Kecil dengan Kehangatan

Kalau ada yang lebih keras dari batu, itu aku. Memasuki usia 21 tahun aku makin gila dengan mimpiku. Padahal setelah metatah (upacara potong gigi umat Hindu di Bali) yang katanya dapat melunturkan Sad Ripu (6 musuh dalam diri manusia) aku begitu takut akan menjadi boneka cantik nan lugu dan polos yang hanya akan berdiam diri. Tapi setelah menerka-nerka, ternyata sifat keras kepala dan kenekatanku malah makin menjadi-jadi. Syukurnya karena sifat itulah aku berhasil terbang seorang diri dan menginjakan kaki di Eropa.

Ini memang bukan kali pertama aku ikut program exchange. Aku bisa dibilang haus akan sesuatu yang baru. Kadang kalau sudah libur bahkan aku sampai bosan karena tidak ada yang aku kerjakan. Mungkin ini bawaan dari kecil, sebab sejak kecil ada saja kegiatan yang aku ikuti. Hal ini membawaku mengikuti berbagai event dari yang biasa aja sampai bakalan nanya, “buat apa kamu ikut gituan, kayak ga ada kerjaan aja” (wkwkkwkw). Sampai akhirnya lewat Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) yang bekerja sama dengan AIESEC, aku dapat project di sebuah kota bernama Kraków. Banyak orang dari Kraków nanya, kenapa pilih Kraków? Kenapa Polandia ? yang ini jawabannya susah. Sama kayak milih pacar, ga ada alasan spesifik kan buat milih ? itu tergantung hati, kalau udah jodoh ya mau gimana (jangan baper). Maka kali ini aku akan menceritakan tentang Kraków.

Kesan pertama saat sampai di Kraków : dingin. Pas nyampe suhunya lagi -9°. Keluar dari pesawat langsung disambut angin yang kalo ini bukan semilir lagi saking dinginnya. Kaget sih, tapi sebenernya aku kebiasa sama dingin karena emang lahir didaerah pegunungan dan sering camping didaerah perbukitan dan pegunungan. Tapi ya ga sampe minuslah ya, paling menggigil 10° kali ya. Oke lanjut, bandara di Kraków kecil dan sepi karena memang bukan capital city. Pas aku nyampe udah agak gelap jadi ga terlalu fokus sama pemandangan sekitar, yang aku fokusin adalah : nyari tempat anget. Dari bandara ke kota butuh sekitar 30 menit dan dua kali ganti bus.

Pada Jumat, 20 Januari 2017 bersama buddyku : Kate, kami pergi ke mall paling besar di Kraków (dan kayaknya ini satu-satunya). Aku harus beli sim card dan juga kartu untuk transportasi. Nama mallnya Galeria Kraków dan mall ini panjang banget. Ada tiga lantai dan sialnya tiap lantai mirip banget. Alhasil tiap kesini aku rada bingung tempat yang aku tuju dilantai berapa dan pasti berakhir dengan mengelilingi keseluruhan gedung mall. Tapi mall ini sangat strategis karena dibelakang langsung ada stasiun kereta dan terminal bus. Dari dormku bisa kesini naik 501 dan turun di Politechnika. Nyebrang dua kali terus jalan dikit udah nyampe langsung dilantai 2. Walaupun aku orangnya ga suka ngemall tapi karena hiburan disini yang anget jarang ya aku jadinya sering ke mall. Bahkan minggu pertama aku hampir setiap hari ke mall bareng dua orang Excange Participant (EP) yang juga dari Indonesia.

Aku juga sempet ke Old Town abis dari Galeria bareng Kate. Dia juga ngajak masuk ke gereja yang jadi ikonnya Kraków. Didalemnya bagus banget, sayang ga bisa difoto. Ga banyak lampu, tapi ada banyak lilin disudut ruangan. Banyak patung dan ornamen sisa natal. Langit-langitnya menjulang tinggi, corak warna yang dominan adalah gelap meski dibeberapa tempat ada warna dengan nyala terang. Aku ga tau pasti nama gerejanya tapi yang aku dapet dari mbah google itu Saint Mary’s Basilica (KościÓł Mariacki). Kate sempet sembahyang disana sebelum kami berdua keluar. Lalu kami keliling lagi. Meskipun namanya Old Town tapi isinya ga yang lama-lama juga. Buktinya ada Zara, h&m, dan merk terkenal lainnya sepanjang jalan. Pohon natal yang ada ditengah-tengah Old Town masih berdiri kokoh dan menyala saat malam hari. Kata Kate lebih indah lagi waktu natal karena lampunya banyak dan berwarna-warni. Depan gereja ada bangunan yang aku ga tau lagi apa namanya. Didalamnya kayak ada pasar souvenir gitu. Karena kami kelaparan akhirnya kami makan disekitaran Old Town. Kate mengajakku makan pierogi, salah satu makanan khas Poland. Tampilannya kayang pangsit basah, tapi isinya bisa macam-macam. Aku pilih yang Rusian, jadi pakek kentang gitu. Tapi sumpah itu keasinan banget. Sebelum pierogi ada roti sama selai tapi aku ga tau pasti itu apa, yang penting enak aja hahaha. Ada juga timun yang udah keriput gitu. Kate bilang dia ga suka timun itu, aku rada takut nyobain tapi Kate bilang cobain aja sekarang mumpung ada. Pas aku cobain …. Kayaknya ini timun direndam pakai garam sekolam atau malah direndamnya dilaut (?) asinnya kebangetan. Sejak saat itu ga lagi-lagi deh aku mau makan tu timun. Belakangan aku tau kalau ternyata timun itu juga dijual disupermarket (oh no).

Sisi lain dari Kraków adalah Wawel Castle, kastil cantik dengan pemandangan sungai tepat dibelakangnya. Pertama kali kesana aku kira sungai itu danau. Aku kesana 2 hari setelah kedatanganku di Poland. Berbekal nekat jalan sendiri, aku akhirnya naik bis dan kemudian menepi disungai sambil nunggu temen yang aku ajak janjian. Ditepi-tepi sungai masih beku tapi sisanya sudah mencair. Ada banyak angsa dan bebek. Nah warga yang lagi main kesini pada bawa roti jadi angsa sama bebeknya pada ngumpul. Aku ga tau sepanjang apa sungai ini, yang pasti sungainya masih cantik jauh kalau dibandingkan sungai di Indonesia (ya iyalah).

Malam selalu lebih cepat pas winter, kadang aku males kemana-mana karena cepet banget gelap. Sekitar jam 4 langit udah mulai gelap walau sebenarnya suhunya tidak begitu berubah. Selama hampir 3 minggu aku di Kraków, suhu hanya berkisar antara -6° hingga 3°. Tapi walaupun minus, menurutku disini masih lebih hangat dibandingkan kota atau negara lain yang aku kunjungi. Budapest dengan -6°nya berhasil bikin aku dan temen-temenku menggigil bahkan salah satu temenku udah kaku ga bisa jalan. Vienna juga dengan -4°nya berhasil bikin hidung meler. Bahkan yang masih dalam satu negara : Warsaw dengan -3°nya berhasil bikin daguku kaku dan susah buat ngomong. Sejauh ini, Kraków masih yang paling ramah dengan suhunya.

Kata roommate ku dari Sri Lanka dia lebih suka Kraków dibandingkan Warsaw. Begitupun dengan kakak PPI Polandia yang sempat aku temui di Warsaw. Aku tidak bisa membandingkan yang mana lebih indah karena tiap tempat selalu punya keindahan sendiri dimataku. Untuk Kraków meski belum sepenuhnya aku jelajahi tapi aku suka. Kecil dan tidak gaduh, meski kadang orang-orang masih suka melototiku karena aku berbeda, ya aku cuek aja toh juga ketemu cuma sekali hahaha. Kraków punya kehangatan yang tidak bisa aku dapatkan ditempat lain dan yang pasti pengalaman tinggal di Kraków punya tempat tersendiri diperjalanan hidupku.

Leave a Reply to Dewi Cancel reply

Your email address will not be published.