DIRGAHAYU INDONESIAKU

screen-5Sejenak saya terduduk dibangku dirumah saya, dengan sebuah pertanyaan bergema dikepala “Indonesiaku, Ada apa denganmu ?”. Baru seminggu saya berada di Indonesia setelah menyelesaikan studi bahasa selama setahun di negeri Polandia sana. Tetapi sudah banyak berita-berita yang saya lihat di televisi dan banyak dari informasi-informasi yang bertujuan untuk disampaikan ke masyarakat khalayak ramai tersebut hanyalah berita yang membuat saya semakin bertanya-tanya. Didepan televisi saya sering mencoba mengganti channel antara siaran yang satu dengan yang lainnya, baik itu televisi swasta ataupun negeri dengan maksud untuk mendapatkan sebuah berita yang akan menyemangatkan saya kembali bahwa masih ada hal yang baik dan harapan untuk negeri tercinta ini. Dan harapan itu akan selalu saya tanamkan dan kembangkan dalam diri serta ditularkan kepada teman-teman semua sehingga nantinya akan menjadi bunga-bunga yang indah dan berbuah yang lebat dimasa depan.

Hari ini adalah Dirgahayu Republik Indonesia ke-71, sudah 71 tahun Indonesia sejak pertama kali memplokamirkan kemerdekaannya kepenjuru dunia. Tidaklah sedikit perjuangan para pahlawan kita untuk menaikkan sang merah putih kepuncak tertinggi negeri ini. Harta, Raga, Jiwa rela mereka korbankan dengan harapan Bangsa Indonesia ini akan merdeka seperti bangsa lainnya dan memiliki masa depan yang cerah dan penerus bangsa yang dapat meneruskan cita-cita mereka. Jika saya harus berterima kasih, tidak ada kata yang mampu untuk mengekspresikan rasa terima kasih ini kepada para pahlawan. Karena sekarang diluar sana, masih banyak teman-teman kita yang berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya. Dan saya dapat melihat begitu besar harapan dimata mereka untuk mendapatkan kemerdekaan dan hidup sebagaimana layaknya seorang manusia menjalankan kehidupan ini tanpa bom dan roket yang berterbangan diatas atap rumah mereka.

Setelah mendapatkan kemerdekaannya, para pahlawan kita membuat lima poin sakral yang menjadi dasar negara kita, yang kita sebut dengan PANCASILA. Saya ingin sedikit me-review dan menjadi tolak ukur apakah kita semua sudah menjalankan dasar negera kita ini dengan baik dikehidupan kita bernegara. Sila yang pertama adalah “Ketuhanan yang maha esa”. Tidak seperti negara lain yang tidak mementingkan agama, Indonesia negara tercinta ini menjadikan Tuhan sebagai dasar negara yang tertinggi. Dengan demikian berarti bahwa kita semua memiliki agama yang didalamnya tidak ada satupun himbauan untuk melakukan kekerasan dan perbuatan yang tidak baik. Namun itu kurang tercermin dalam kehidupan kita, kekerasan terjadi dimana-mana, tindakan kriminal, dan lain hal sebagainya yang tentu melanggar sila pertama ini. Sekarang ayo kita mencoba menggunakan satu contoh yang paling sederhana, sampah. Sewaktu saya kecil, saya sering diingatkan oleh orang tua dan guru saya bahwa kita harus membuang sampah pada tempatnya karena bersih adalah sebagian dari iman, begitu kata mereka. Karena itu sampai sekarang saya sebisa mungkin mencoba untuk melaksanakannya.

Namun pada prakteknya, sampah selalu kita temukan dan bukan hanya dibeberapa tempat, namun “Dimanapun”. Bahkan kita bisa menemukan benda yang satu ini disekitar tempat peribadatan yang seharusnya sangat kita jaga kebersihannya. Hal seperti ini tidak saya temukan di Eropa sana, mereka sangat menjaga kebersihan kota mereka. Sering saya melihat mereka memasukkan sampah kekantong atau kedalam tas mereka jika mereka tidak menemukan kotak sampah disekitar mereka. Disisi lain mereka mayoritas adalah atheis, mereka tidak percaya dengan adanya tuhan tetapi kenapa mereka lebih bisa mengaplikasikan tindakan yang sangat diajarkan kepada kita yang sangat percaya kepada tuhan. Saat saya mencoba bertanya kepada seorang teman, jawabannya “Ya, wajarlah mereka kan orang eropa, kalau kita susah diaturnya”. Saya tidak tahu apakah jawaban ini dapat mewakili dari sekian banyak pemikiran disetiap kepala penduduk Indonesia ini. Teringat oleh saya sebuah kalimat yang saya lupa darimana saya mendapatkannya, “Indonesia itu sangat heterogen, banyak ras, suku, agama, sehingga tidaklah mudah untuk menyatukannya”. Guru saya dulu waktu semasa dibangku sekolah pernah mengatakan kepada saya bahwa keberagaman kita di Indonesia ini adalah anugerah yang harus kita banggai dan hargai. Benar kata guru saya, tidak semua negara memiliki keberagaman sebanyak yang kita miliki di Indonesia. Dengan kata lain keberagaman ini jangan kita jadikan alasan untuk menjadi lemah, menjadi tidak peduli dengang lingkungan, menjadi alasan untuk saling memusuhi dan menyalahkan satu dengan yang lain, namun kita jadikan trigger untuk mulai mempercayai, mencintai keberagaman Indonesia, sehingga nanti kedepannya sampah tidak akan lagi menjadi masalah dinegara tercinta ini. Karena saya yakin kelak Indonesia akan menjadi negara yang hebat dan dapat menerapkan dasar negaranya dengan baik seperti yang dicita-citakan para pahlawan terdahulu.

Didalam memperingat Dirgahayu Republik Indonesia ke-71 ini, saya ingin berpesan kepada para penerus bangsa, teman-teman seperjuangan. Kitalah sekarang sebagai pemuda-pemudi bangsa yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini 10 tahun mendatang. Ayo kita mulai melakukan hal-hal yang bermanfaat, yang berguna, yang menunjukkan kepada dunia, Inilah kita Indonesia. Saya tahu problema yang sekarang sedang menjadi masalah besar pemuda di Indonesia, namun dibalik itu saya yakin lebih banyak lagi pemuda-pemudi yang bertekad untuk menjadi putra-putri penerus bangsa yang akan mengharumkan nama bangsa dan mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia ini.

Semangat terus para atlit Indonesia diajang Olimpiade Rio de Janeiro 2016, terima kasih atas effort dan kerja keras kalian selama ini. Saya dan seluruh rakyat Indonesia selalu memberikan semangat kepada para atlit walaupun hanya dari balik layar televisi, namun kita semua bangga kepada para atlit putra-putri bangsa. Ayo bawa medali emas sebanyak-banyaknya ke tanah ibu pertiwi ini.

Kepada teman-teman PPI Polandia, terima kasih banyak atas dukungan dan kerja samanya selama ini. Usia kita barulah menginjak dua tahun sekarang, tentu masih terbilang balita. Masih banyak disana-sini yang harus kita benahi. Kedepannya, mari kita pupuk terus silaturahmi dan persaudaraan diantara kita, saling bantu membantu jika ada teman kita yang membutuhkan. Kita berada jauh dari kampung halaman, kitalah yang kimiliki satu sama lain, kita adalah keluarga besar. Teman-teman, kita adalah perwakilan bangsa Indonesia, mari kita harumkan dan kita jaga nama baik bangsa Indonesia. Saya yakin dan terus berharap kelak PPI Polandia akan menjadi sebuah PPI yang besar yang dapat memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-71, Kerja Nyata!

By Abdurrahman Niarman

Leave a Reply

Your email address will not be published.